Berita Jateng

Keunggulan Kopi dari Desa Ngresepbalong di Lereng Gunung Ungaran, Bercita Rasa Khas

Desa Ngresepbalong yang berada di lereng Gunung Ungaran Kabupaten Kendal memiliki potensi sumber daya alam berupa kopi

Penulis: hermawan Endra | Editor: khoirul muzaki
UNSPLASH/MICHAEL C
Ilustrasi secangkir kopi hitam. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Desa Ngresepbalong yang berada di lereng Gunung Ungaran Kabupaten Kendal memiliki potensi sumber daya alam berupa kopi yang saat ini sudah dipasarkan dan dinikmati oleh pecinta kopi, khususnya di sekitar Kabupaten Kendal, Kota Semarang dan Kabupaten Semarang.

Budidaya kopi tersebut dikelola oleh Kelompok Tani Berkah Wana Lestari. Permasalahan yang muncul saat ini yaitu belum dikenalnya produk kopi Endemix di pasaran kopi nasional yang berdampak pada belum optimalnya penjualan dari produk kopi yang dihasilkan.

Hal tersebut menggugah Tim pengabdian Unnes untuk meningkatan promosi dan branding kopi melalui kegiatan pengabdian dengan skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM).

Tim pengabdian Unnes yang terdiri dari Wahid Akhsin Budi NS, Ridwan Arifin dan Fredy Hermanto mencoba meningkatkan nilai jual kopi melalui pengembangan potensi indikasi geografis kopi Gunung Ungaran yang dirasa memiliki rasa yang khas dibandingkan dengan produk kopi dari wilayah lainnya.

Baca juga: Pengurus IPNU dan IPPNU Purbalingga Dilantik, Dapat Pesan Khusus dari Bupati

Terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan untuk pengembangan potensi indikasi geografis tersebut, dimana salah satunya melalui penyuluhan terkait pentingnya indikasi geografis kopi dan pengenalan mutu kopi robusta dan arabika yang diselenggarakan pada hari minggu, 3 september 2023 yang bertempat di Balai Dusun Gunungsari.

Kegiatan tersebut diawali dengan pengantar oleh ketua tim pengabdian Wahid Akhsin Budi NS yang menyampaikan bahwa tujuan dari kegiatan pengabdian untuk lebih mempromosikan kopi Gunung Ungaran sehingga dapat meningkatkan nilai jual melalui sertifikasi indikasi geografis.

Disampaikan juga beberapa kegiatan yang dilakukan selain penyuluhan yang dilakukan, diantaranya uji cita rasa kopi dan mutu, penyusunan database kopi dan pembuatan sistem informasi kopi dalam bentuk WebGIS.

Selanjutnya Kadus Gunungsari, M. Arofik menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat penting dan bermanfaat sehingga harapannya dapat disupport bersama-sama oleh seluruh anggota kelompok tani kopi.

Penyuluhan yang dilakukan mengahadirkan 2 narasmber, dimana Narasumber pertama yang sekaligus tim pengabdian Ridwan Arifin yang menyampaikan bahwa indikasi geografis merupakan salah satu terobosan untuk lebih mengenalkan kopi endemix di pasar yang lebih luas.

Selain itu disampaikan juga bahwa usulan dari indikasi geografis ini harus berasal dari lembaga atau kelompok dan tidak boleh perorangan, sehingga Kelompok Tani Berkah Wana Lestari diharapkan kompak untuk langkah sertifikasi ini.

Baca juga: Ini Strategi PSIS Semarang saat Pemain Dipanggil Timnas Indonesia Bersamaan Liga Berjalan

Selanjutnya narasumber kedua Rifda Aziatus Salamah yang menyampaikan klon kopi Gunung Ungaran dan membahas hasil uji cita rasa dan mutu kopi yang telah dilakukan di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, dimana dalam hasil uji tersebut kopi arabika dan robusta yang dihasilkan masuk dalam kategori excellent yang menunjukan kopi tersebut memiliki cita rasa yang khas dan berpotensi untuk diusulakn indikasi geografis.

Selanjutnya diakhir kegiatan penyuluhan diberikan fasilitasi alat pertanian kepada kelompok tani dalam bentuk pisau okulasi, gergaji batang, gunting dahan ranting dan grafting tape yang harapannya dapat mendukung budidaya kopi sehingga dapat meningkatkan produktivitas kopi Gunung Ungaran.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved