Berita Jateng

Penampakan Keris Kiai Cinthaka, Konon Peninggalan Sunan Kudus saat Jadi Panglima Perang

Keris Kiai Cinthaka pusaka peninggalan Sunan Kudus dijamas pada Senin 3 Juli 2023.

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: khoirul muzaki
Rifqi Gozali/Tribun Jateng
penjamasan keris kiai cinthaka pusaka peninggalan Sunan Kudus di kompleks Masjid Menara Kudus, Senin (3/7/2023). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, KUDUS- Keris Kiai Cinthaka pusaka peninggalan Sunan Kudus dijamas pada Senin 3 Juli 2023.

Dalam penjamasan tersebut merupakan awal dari rangkaian tradisi buka luwur yang akan berlangsung pada Muharam nanti.

Seperti yang biasa terjadi, penjamasan berlangsung pada Senin pertama setelah tasrik. Penjamasan pusaka keris berkelok sembilan tersebut dengan cara dicelup pada banyu londho atau air kelapa yang sudah direndami sekam ketan hitam.


Kepala Penelitian dan Pengembangan Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK) Abdul Jalil mengatakan, keris Kiai Cinthaka merupakan keris dari Majapahit untuk Sunan Kudus semasa menjadi panglima perang.

Keris dati Majapahit tersebut ada dua. Satu untuk Sultan Trenggono Demak satunya untuk Sunan Kudus.

Baca juga: Lawan PSIS, Pelatih Bhayangkara FC Emral Abus Soroti Sosok Ini di Mahesa Jenar: Dia Murid Saya


"Yang di sini kami abadikan sampai sekarang. Yang di Demak kayaknya juga masih yang dijamas dikirab itu dua keris kembar di sini sama di Demak," kat Jalil.


Perihal pernah atau tidak Kiai Cinthaka digunakan, Jalil menjelaskan, jika dilihat dari penamaannya cinthaka memiliki arti kedamaian.

Jadi keris tersebut bukan sebagai simbol untuk perang akan tetapi untuk kedamaian.


"Untuk penjamasan memang internal, kami tidak mengundang siapa pun," kata Jalil.


Penjamasan sebagai penanda awal prosesi buka luwur Sunan Kudus, sudah barang tentu akan ada berbagai macam kegiatan yang akan berlangsung di kompleks Masjid Menara Kudus sampai pada Muharam 1445 Hijriah nanti.

Baca juga: 2 Jam, Puluhan Ribu Bungkus Nasi Uyah Asem Ludes. Dibagikan di Tradisi Buka Luwur Makam Sunan Kudus


Di antara rangkaian tradisi buka luwur pada tahun ini akan digelar halakah nasional tentang walisongo.

Menurut Jalil, dalam halakah tersebut akan membahas isu yang sedang ramai, yakni apakah walisongo termasuk zuriyah Nabi atau tidak.

Dalam forum tersebut pada 3 Muharam atau 22 Juli akan dihadiri oleh KH Mustofa Bisri (Gus Mus), Nadirsyah Hosen, dan Abdul Muti Sekretaris PP Muhammadiyah. Dalam forum ini akan dihadiri juga oleh Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin sebagai pembicara kehormatan.


Rangkaian lainnya yang masuk dalam tradisi buka luwur, lanjut Jalil, yaitu adanya pertemuan jaringan ahlusunah Asia Tenggara.

"Jadi dari teman serumpun akan hadir di malam Ahad, lalu di hari ahad ada bahsul masail nasional," katanya. (Goz)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved