Berita Sragen
Minta Maaf, Guru di Sragen Tak Bermaksud Rundung Siswi Tidak Berjilbab: Spontanitas, Itu Kecelakaan
Guru Matematika di SMA Negeri 1 Sumberlawang Sragen meminta maaf atas perundungan yang dilakukan kepada seorang siswa Kelas X berinisial Z (15).
Penulis: Mahfira Putri Maulani | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, SRAGEN – Suwarno (54), guru Matematika di SMA Negeri 1 Sumberlawang Sragen meminta maaf atas perundungan yang dilakukan kepada seorang siswa Kelas X berinisial Z (15).
Suwarno mengatakan, diriinya tak bermaksud merundung Z.
Permintaannya agar Z berjilbab merupakan bagian dari penyampaian nilai karakter yang terdapat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
"Itu spontanitas. Seperti kecelakaan, yang namanya kecelakaan terjadi tiba-tiba. Tiba-tiba nabrak, seperti itulah, tidak terencana," kata Suwarno kepada wartawan, Jumat (11/11/2022).
Baca juga: Guru SMA Negeri di Sragen Intimidasi Murid Tak Berjilbab, Minta Anak Didiknya Bertobat
Baca juga: Viral! Telanjur Dirobohkan, Masjid di Sumberlawang Sragen Tak Kunjung Dibangun Donatur
Nilai karakter yang dimaksudnya ialah bagaimana anak mempunyai karakter baik, terutama karakter berakhlak pada sang pencipta.
Satu di antaranya, bisa menjalankan salat dhuhur dan ashar berjamaah di masjid, berperilaku baik kepada teman, santun, dan tidak mencuri.
"Saya, waktu itu, hanya menyampaikan RPP, jadi dalam bidang studi diselipkan pada nilai karakter. Salah satunya, nilai karakter, bagaimana anak berakhlak pada sang pencipta."
"Saya sampaikan, perintah memakai jilbab itu bukan karena berpakaian bergaya atau patut-patutan. Tapi, jilbab adalah perintah Allah dalam Quran surat Al Azhab ayat 59."
"Saya ingin, anak-anak memakai jilbab dengan keseganan sendiri secara ikhlas. Tidak dipaksa dan tidak dikekang. Saya menyampaikannya seperti itu," jelas Suwarno.
Baca juga: Tabrakan Mobil dan Truk di Tol Ngawi-Solo di Sragen: Nisan X-Trail Hangus Terbakar
Baca juga: Ibu di Sragen Tega Habisi Nyawa Anak saat Terlelap, Malu dan Kecewa Buah Hati Sering Mencuri
Saat itu, Suwarno juga menekankan kepada anak-anak bahwa Matematika itu kondisional dan tidak memaksa anak paham.
Namun, yang terpenting, anak-anak punya akhlak, iman, dan takwa yang baik.
Suwarno mengaku, selama 26 tahun mengajar, dirinya tidak pernah merundung murid. Bahkan, dia mengklaim, anak didiknya selalu merasa nyaman.
Suwarno juga menyebut, Z merupakan siswi berprestasi. Dia pun mengapresiasi.
"Anaknya, Z, saya apresiasi, nilainya bagus. Maju ke depan, saya apresiasi. Cuma, kemarin itu, namanya orang, saya bukan malaikat, saya manusia biasa. Ada khilaf dan salah, itu hal yang lumrah."