Kasus Ginjal Akut Misterius

28 Orang dari PT Afi Farma Diperiksa Bareskrim Polri, Terkait Temuan Obat Sirop Tercemar EG dan DEG

Polisi mulai menangani tindak pidana kasus gagal ginjal akut pada anak. Penyidik memeriksa 28 orang dari PT Afi Farma Pharmaceutical.

Editor: rika irawati
Tribunnews/drugfree.org
Ilustrasi obat batuk sirup. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melarang peredaran obat batuk mengandung dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol (EG) yang diduga memicu gagal ginjal akut seperti di Gambia, Afrika. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, JAKARTA - Polisi mulai menangani tindak pidana kasus gagal ginjal akut pada anak.

Setidaknya, 28 orang telah diperiksa Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri. Mereka berasal dari PT Afi Farma Pharmaceutical Industry.

PT Afi Farma Pharmaceutical Industry merupakan satu di antara tiga perusahaan yang mendapat sanksi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) lantaran produk obat sirop mereka tercemar etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG).

Dua perusahaan lain yang mendapat sanksi adalah PT Yarindo Farmatama dan PT Universal Pharmaceutical Industries.

Baca juga: BPOM Minta Samco Farma dan Ciubros Farma Tarik Obat Sirop Mereka, Diduga Tercemar EG dan DEG

Baca juga: BPOM Cabut Izin Edar 69 Obat Sirop dari 3 Perusahaan Farmasi, Diduga Tercemar EG. Berikut Daftarnya

Diduga, kasus gagal ginjal akut pada anak dipicu obat sirop yang mengandung EG dan DEG di luar ambang batas aman.

"Untuk saksi dari Afi Farma, kami baru (periksa) 28 orang," ucap Direktur Tindak Pidana Tertentu (Dirtitpidter) Bareskrim Polri Brigjen Pipit Rismanto saat dihubungi, Rabu (9/11/2022).

Menurut dia, saksi yang telah diperiksa itu di antaranya, direktur perusahaan.

Namun, ia masih belum mengungkapkan secara rinci soal isi materi hasil pemeriksaan tersebut.

Pipit mengatakan, pihaknya masih harus melakukan pendalaman lebih lanjut, termasuk terkait bahan baku, supplier bahan, serta pengawas obat tersebut hingga bisa beredar di publik.

"Bahan tambahan mana yg mengandung etilen glikol dan dietilen glikol, itulah nnti kita mengerucut ke sana ya, siapa yang mensuplai, siapa yang menerima, ya kan terus pertanyaannya siapa yang mengecek, kira-kira begitu kita dalami kok bisa nggak dideteksi gitu," ucap dia.

Nantinya, setelah ada pengembangan lebih lanjut, penyidik juga akan menggelar perkara kasus tersebut untuk menetapkan tersangka.

"Kalau sudah jelas semua, baru kami gelar. Nanti, kalau gelar penetapan tersangka, pasti kami umumkan ya," ujar Pipit.

Diberitakan sebelumnya, hingga 6 November 2022, terjadi 195 kasus gagal ginjal akut pada anak.

Diduga kuat, penyebab gagal ginjal itu akibat kandungan cemaran etilen glikol (ED) dan dietilen glikol (DEG) dalam obat sirup yang diluar ambang batas aman.

Baca juga: Produksi Obat Mengadung EG dan DEG Tinggi, 2 Perusahaan Farmasi Bakal Dipidanakan BPOM

Baca juga: BPOM: Obat Parasetamol Drop dan Sirop Produksi Afifarma Tak Aman, Mengandung EG Lewati Ambang Batas

Saat ini, Bareskrim tengah mendalami dugaan kasus yang menyebabkan kasus gagal ginjal akut pada ratusan anak terseebut.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved