Berita Solo
Jembatan Mojo Solo Tutup, Jembatan Bambu di atas Drum Jadi Alternatif, Pendapatan Menggiurkan!
Penutupan jalur di Jembatan Mojo Solo memunculkan jalur alternatif baru, di antaranya melewati Jembatan Sasak, jembatan bambu yang dibuat di atas drum
Penulis: Muhammad Sholekan | Editor: mamdukh adi priyanto
TRIBUNBANYUMAS.COM, SOLO - Penutupan jalur di Jembatan Mojo Solo memunculkan jalur alternatif baru, di antaranya melewati Jembatan Sasak, jembatan bambu yang dibuat di atas drum.
Jembatan Sasak yang berada di Kampung Sewu, Jebres, Solo, Jawa Tengah menjadi satu rute favorit digunakan oleh pengguna sepeda dan sepeda motor selama masa penutupan Jembatan Mojo.
Jembatan yang menghubungkan Desa Gadingan, Mojolaban, Sukoharjo dengan Kampung Sewu, Jebres, Solo ataupun sebaliknya dinilai oleh pengendara sebagai jalur tersingkat menuju lokasi tujuan.
Tak ayal pengelola kebanjiran untung dari menjual jasa penyeberangan dengan menggunakan jembatan bambu di atas drum ini.
Baca juga: Jadwal Penutupan dan Jalan Alternatif saat Jembatan Mojo Solo Diperbaiki

Ribuan orang pun mengantre untuk untuk menggunakan jembatan bambu dengan panjang 70 meter itu.
Para pengendara yang melintas dikenakan tarif sebesar Rp2.000 dalam sekali menyeberang oleh pihak pengelola.
Mereka juga tidak diperkenankan untuk berboncengan saat menyeberang demi menjaga keselematan.
Pembuat Jembatan Sasak, Sugiono alias Bagong mengatakan, dalam sehari melayani para pengendara mendapatkan pemasukan hingga Rp5 juta.
Baca juga: Viral, Mobil Sedan Halangi Ambulans di Jalan Tawangmangu-Solo di Karanganyar. Bunyi Sirine Diabaikan
Uang pemasukan tersebut digunakan untuk menggaji kru yang terlibat serta untuk biaya operasional.
"Tidak ada (10 juta), 5 juta ke bawah ya kotor itu.
Belum gaji karyawan, 1 karyawan itu saya gaji mau ga mau paling 1 orang Rp100 ribu.
Jaga 1 hari nonstop," ucapnya, Selasa (27/9/2022).
Bagong menjelaskan, dalam melayani para pengendara, dirinya dibantu oleh 30 orang kru yang terbagi menjadi dua sif.
Pada sif siang dijaga 20 orang sedangakan pada sif malam dijaga oleh 10 orang.
"Kalau siang dijaga 20 orang, kalau malam lain lagi saya kasih 10 orang tim saya sendiri.
Jadi memang dijaga 24 jam, pengawasan ketat, saya juga ikut mantau," tuturnya.
Baca juga: Uang Rusak Dimakan Rayap Milik Penjaga SD di Solo Diganti Bank Indonesia, Total Rp20.220.000
Sebelumnya, Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Solo, Ari Wibowo menuturkan, Jembatan Sasak bukan menjadi jalur alternatif yang ditentukan karena berpotensi rawan keselamatan.
"Secara kerawanan itu potensi rawan keselamatan, karena di atas drum, goyangan terasa, terakhir di ujung sangat menanjak," terangnya.
Ari berharap, jembatan tersebut tidak menjadi jalur alternatif, agar tidak terjadi kejadian yang tak diinginkan.
"Nanti kami evaluasi.
Harapan kami itu tidak jadi alternatif, nanti kita evaluasi, agar tidak terjadi kejadian yang tak diinginkan," tutupnya. (*)
Baca juga: Uang Tabungan Rusak Dimakan Rayap, Penjaga SD di Solo Banjir Tawaran Umrah hingga Berhaji Gratis