Berita Nasional

Menteri hingga Wapres Kompak Ungkap Kondisi Keuangan Negara, Sinyal Harga BBM Bersubsidi Bakal Naik?

Sinyal harga BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar menguat setelah menteri dan wakil presiden kompak menyatakan kondisi keuangan negara.

Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/PERMATA PUTRA SEJATI
Antrean panjang pemotor saat mengisi BBM jenis Pertalite di SPBU Candi Mas Purwokerto, Jumat (12/8/2022). Sinyal kenaikan harga BBM bersubsidi menguat setelah para menteri hingga Wapres ramai-ramai mengungkapkan kondisi keuangan negara pascakenaikan harga minyak dunia. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, JAKARTA - Sinyal harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite dan Solar menguat setelah menteri dan wakil presiden kompak menyatakan kondisi keuangan negara.

Selain dipicu harga minyak dunia yang mengalami fluktuasi, kenaikan harga juga disebabkan menipisnya kuota BBM bersubsidi Pertalite setelah kenaikan harga Pertamax awal April lalu.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, anggaran subsidi energi terancam jebol atau lebih dari pagu anggaran yang ditetapkan dalam APBN 2022.

Sri Mulyani mengatakan, pada tahun ini, pagu anggaran subsidi energi yang terdiri dari BBM, elpiji, dan listrik, mencapai Rp 502,4 triliun.

"Kami melihat, dengan volume yang cukup besar, ini (anggaran subsidi energi) bisa mungkin terlewati," ucap Sri Mulyani, beberapa waktu lalu, seperti dilansir Kompas.

Baca juga: Menko Luhut Ungkap Kenaikan Harga BBM Diumumkan Presiden Jokowi Minggu Depan

Baca juga: Kemenkeu Anggarkan Cadangan Bansos Rp18 T, Antisipasi Harga BBM dan Listrik Naik

Belanja subsidi energi mengalami peningkatan signifikan pada tahun ini, seiring dengan melonjaknya harga minyak mentah dunia.

Asumsi Indonesian Crude Price (ICP) dalam APBN 2022 telah diubah menjadi 100 dollar AS per barrel, dari semula hanya 63 dollar AS per barrel.

Tingginya subsidi komoditas energi juga menjadi salah satu alasan utama proyeksi anggaran belanja pada tahun ini membengkak, menjadi Rp 3.169 triliun.

Padahal, tanpa adanya lonjakan subsidi energi, target belanja negara sebenarnya hanya mencapai Rp 2.714 triliun.

Tahun depan, pagu anggaran subsidi energi akan mengalami penurunan namun masih tetap tinggi, yakni sebesar Rp 336,7 triliun.

Pagu ini disiapkan dengan memperhitungkan asumsi ICP yang menurun, menjadi 90 dollar AS per barrel.

Sementara, Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, di tengah harga minyak dunia yang masih terus berfluktuasi, pemerintah berupaya memastikan ketersediaan BBM subsidi untuk masyarakat.

Namun, konsumsi BBM subsidi mengalami peningkatan signifikan selama beberapa waktu terakhir.

Peralihan penggunaan bahan bakar menuju BBM subsidi semakin marak seiring dengan terus meningkatnya harga BBM.

Oleh karenanya, pemerintah tengah menyiapkan sejumlah langkah untuk merespons hal tersebut.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved