Berita Banyumas

Gula Rempah Jadi Andalan Bisnis Warga Ketanda Banyumas, Dijual hingga Hong Kong

Gula rempah menjadi produk unggulan warga Desa Ketanda, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas.

Penulis: Imah Masitoh | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/IMAH MASITOH
Anggota KUB Sari Rempah memproduksi gula rempah yang menjadi produk unggulan Desa Ketanda, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, Minggu (3/7/2022). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, BANYUMAS - Gula rempah menjadi produk unggulan warga Desa Ketanda, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas.

Bahkan, gula dari nira ini telah dikenal hingga mancanegara.

Produksi gula rempah di Kentada ini diproduksi warga, khususnya di wilayah RT 01 RW 02.

Mereka memproduksi bersama dalam wadah Kelompok Usaha Bersama (KUB) Sari Rempah.

Ketua KUB Sari Rempah Muslihun mengatakan, sebelumnya, warga di wilayah tersebut sudah memproduksi gula nira sebagai gula cetak dan gula kristal.

Kemudian, muncul permintaan seorang pedagang dari Jakarta untuk memasok gula rempah.

Akhirnya, pada 2017, mereka mulai mengembangkan dan memproduksi gula rempah.

Muslihun mengatakan, gula rempah Sari Rempah sudah diekspor ke mancanegara sehingga produk ini sudah memiliki standar kualitas tinggi.

"Produksi ini tidak bisa dihentikan karena pasarnya sudah luas. Kami sudah pasarkan ke seluruh Pulau Jawa, luar pulau, hingga ke mancanegara, semisal Hongkong. Jadi, harus ada stok untuk persiapan bila ada pesanan banyak," ungkapnya.

Baca juga: Dua Tahun Libur, Pasar Malam di Alun-alun Banyumas Dibuka Lagi. Langsung Diserbu Warga

Baca juga: 5 Rekomendasi Tempat Wisata Kuliner Tradisional Banyumas Beserta Alamat, Patut Dicoba!

Baca juga: Cara Komisi C DPRD Jateng Lestarikan Budaya Banyumas: Gelar Pentas Seni Libatkan Seniman Lokal

Muslihun mengatakan, dalam memproduksi gula rempah berkualitas, mereka mendapat pendampingan dari CV Inagro Jinawi.

Pendampingan tak hanya dilakukan saat produksi gula tetapi sejak dari lahan atau saat penderesan nira berlangsung agar standar ekspor terpenuhi.

Muslihun menambahkan, setiap petani nira juga telah didaftarkan sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan.

Mengingat, pekerjaan mereka menderes nira memiliki risiko tinggi kecelakaan.

"Setiap tahun, ada pengawas sertifikasi untuk perpanjangan izin. Jadi, kalau ada temuan yang tidak sesuai standar akan fatal," jelasnya.

Gula rempah produksi KUB Sari Rempah Desa Ketanda, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, Minggu (3/7/2022). Gula rempah ini tak hanya dijual untuk memenuhi pasar Pulau Jawa tetapi juga hingga mancanegara, terutama Hong Kong.
Gula rempah produksi KUB Sari Rempah Desa Ketanda, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, Minggu (3/7/2022). Gula rempah ini tak hanya dijual untuk memenuhi pasar Pulau Jawa tetapi juga hingga mancanegara, terutama Hong Kong. (TRIBUNBANYUMAS/IMAH MASITOH)

Gula rempah produksi warga Ketanda tersedia dalam beberapa pilihan, di antaranya gula gula rempah jahe emprit, jahe merah, kapulaga, kunyit asem, dan temulawak.

Menurut Muslihun, rempah-rempah tersebut dipilih karena memiliki khasiat baik untuk tubuh, di antaranya menjaga ketahanan tubuh.

Gula rempah juga baik karena memiliki kadar glukosa rendah dibandingkan gula pasir.

Untuk membuat gula rempah, setidaknya, Muslihun butuh waktu lima jam sekali produksi.

Alat masak yang digunakan masih tradisional tetapi sudah dimodifikasi agar kualitas gula rempah tetap terjaga.

Muslihun menceritakan, proses pembuatan gula rempah dimulai dari merebus air nira yang dipanen dari pohon.

Proses perebusan itu dilakukan bersama daun sirsak, kayu manis, dan serai.

Kemudian, diberi sari jahe dan kunir putih yang sudah diparut.

"Untuk perbandingannya, 1 kilogram bahan gula (air nira) itu menggunakan 1,5 kilogram jahe," jelas Muslihun, Minggu (3/7/2022).

Baca juga: Toko London Kebondalem Banyumas Terbakar, Asap Tebal yang Membumbung Bikin Warga Geger

Baca juga: Warga Gerduren Banyumas Bangkit dari Dampak Pandemi Lewat Budi Daya Ikan Lele Bantuan Pemprov Jateng

Selama proses memasak itu, Muslihun mengatakan, adonan perlu diaduk hingga bahan menjadi gula kental.

Setelah itu, bahan gula diulek di atas wajan agar kadar air berkurang.

Dari sini, proses pembuatan gula rempah belum selesai, Muslihun harus menyangrai dan mengayak hingga gula yang dihasilkan lembut dan siap dikemas.

"Gula rempah ini dapat bertahan hingga 6 bulan bila di sangrai. Tapi, kalau dioven, bisa sampai 1 tahun," katanya.

Gula rempah buatan KUB Sari Rempah dibanderol Rp 15.000 per bungkus.

Dari usaha ini, mereka bisa mengantongi omzet hingga Rp 20 juta per bulan.

Gula rempah Sari Rempah ini menjadi produk unggulan Desa Ketanda yang sudah bersertifikat halal.

Produk ini sudah sering mengikuti pameran UMKM hingga terkenal di kalangan pejabat.

Tidak hanya itu, KUB Sari Rempah juga sering diminta memberikan pelatihan kepada warga desa sekitar Banyumas yang ingin belajar membuat gula rempah.

Kedepannya, KUB Sari Rempah akan terus berinovasi menghasilkan produk varian baru berbahan rempah-rempah.

Apalagi, Kentada memiliki potensi besar dalam hal menghasilkan rempah-rempah.

"Di sini, bahan-bahan semua mudah didapatkan karena tanahnya subur. Kami juga punya keinginan mencoba membuat permen jahe atau sesuatu yang lain," imbuhnya. (*)

Baca juga: Harga Emas Antam di Pegadaian Pagi Ini, Senin 4 Juli 2022: Rp 1.026.000 Per Gram

Baca juga: Ini 5 Rekomendasi Wisata Cilacap Jawa Tengah Terbaru, Lengkap dengan Harga Tiket dan Alamatnya!

Baca juga: Tak Diterima di SMP Negeri? Ini Pilihan SMP Swasta Gratis di Kota Semarang

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved