Berita jateng

Kagama Chantelan Jogja, Lapak Sembako Harga Tak Biasa, Pantas Dikerumuni Emak-emak!

"Jadi saling membantu, berasnya bisa dipakai yang lain. Sampai sekarang beberapa masih jalan," ucapnya.

Istimewa
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo 

TRIBUNBANYUMAS.COM, JOGJA - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dibuat terkejut dengan murahnya barang-barang kebutuhan pokok di Jogjakarta. Saat gowes ke daerah Mangunsudiran, Minggu (15/5), Ganjar menemukan ada emak-emak yang ramai-ramai membeli berbagai sembako dengan harga-harga tak biasa.

Misalnya harga gula putih kemasan dijual Rp10.000 perkilogram. Sayuran segar satu ikat hanya Rp5000, susu kental manis sekaleng Rp5000, mie instan Rp5000 dapat tiga bungkus dan masih banyak yang lainnya. Jelas saja, lokasi jualan itu dikerumuni emak-emak.

"Kok murah bu, ini beneran," tanya Ganjar pada ibu-ibu yang berkerumun untuk belanja di lokasi itu.

"Beneran pak, ini memang murah," ucap mereka kompak.

Baca juga: 600 Ekor Ikan Louhan Ramaikan Kontes Nasional Gubernur Cup di Semarang

Ternyata, lokasi itu adalah tempat anggota Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama) melakukan aksi Kagama Canthelan. Sebuah program pemberian bantuan sembako pada masyarakat yang membutuhkan. Program itu dilakukan Kagama di berbagai tempat di Indonesia sejak awal pandemi lalu dan berlangsung sampai saat ini.

"Ini dulu malah gratis pak, tapi masyarakat sini malu kalau ambil gratis terus. Akhirnya kami konsep seperti pasar murah dan ternyata justru mereka antusias," kata pengurus Kagama Canthelan Mangunsudiran, Ekandari.

Tak hanya dengan uang, terkadang masyarakat bisa barter barang. Jika mereka memiliki beras tapi tidak punya lauk, biasanya mereka datang untuk menukar beras dengan lauk yang ada.

Baca juga: Kunjungi Pertanian Organik di Semarang, Ganjar: Kami Dorong Penuh, Diberikan Bantuan Prioritas

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo (Istimewa)

Baca juga: Dapat Bantuan Renovasi Pemprov Jateng, Rumah Sederhana 6x9 di Salatiga Ini Berisi 17 Orang

"Jadi saling membantu, berasnya bisa dipakai yang lain. Sampai sekarang beberapa masih jalan," ucapnya.

Selain di Mangunsudiran, Ganjar juga mengunjungi program Kagama Canthelan di Gowok, Caturtunggal Jogjakarta. Di tempat itu, Ganjar senang karena aksi sosial itu melibatkan masyarakat. Mereka warga yang mampu menyisihkan uang sisa belanja sehari-hari dan dimasukkan ke kotak yang ada di pinggir jalan desa. Uang yang terkumpul di kotak itu kemudian dibelikan sembako untuk dicanthelkan di depan kantor RW. Masyarakat tak mampu lain bisa mengambil secara gratis.

"Saya beberapa waktu lalu ke Makassar dan ada Kagama Canthelan di sana, saat ini ke Jogja juga ada. Saya senang meski setelah selesai pandemi atau minimal berkurang, gerakan ini terus berjalan dan dikembangkan," kata Ganjar.

Baca juga: Ada Permintaan Khusus Ganjar Saat Resmikan SMA di Salatiga, Soal Penyandang Disabilitas

Ganjar berharap program Kagama Canthelan ini tetap dilestarikan. Pandemi mungkin sudah mulai berakhir atau mulai berkurang, namun menurut Ganjar, aksi-aksi sosial yang muncul selama pandemi harus terus menggelinding bahkan semakin besar. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved