Berita Kudus

Pedagang Kerupuk di Kudus Kelimpungan, Minyak Goreng Curah Menghilang dari Pasaran

Minyak goreng curah di Kudus, beberapa hari terakhir, menghilang dari pasaran. Pemilik usaha kecil pun kelimpungan karena kondisi ini.

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/RIFQI GOZALI
Antok, pemilik usaha kerupuk di Kudus, berkeliling mencari minyak goreng di Kudus Kota, Selasa (22/3/2022). Antok kesulitan mencari minyak goreng curah lantaran sejumlah toko yang didatangi mengaku kehabisan stok. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, KUDUS - Minyak goreng curah di Kudus, beberapa hari terakhir, menghilang dari pasaran.

Kelangkaan ini terjadi setelah pemerintah mencabut kebijakan satu harga lewat harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng kemasan.

Kelangkaan minyak goreng curah ini membuat sejumlah warga pusing tujuh keliling.

Terutama, warga yang memiliki usaha kecil. Satu di antaranya, Antok (41), warga Desa Pasuruan Lor, Kecamatan Jati, Kudus.

Sambil mengendarai sepeda motor, Antok berkeliling Kudus kota, Selasa (22/3/2022), untuk mencari minyak goreng curah.

Sampai pada siang hari, usaha Antok tidak berhasil.

Baca juga: Bupati Kudus Berharap Minyak Goreng Tak Lagi Langka setelah Harga Dikembalikan ke Mekanisme Pasar

Baca juga: Bus Persiku Rusak Dilempar Batu, Pemkab Kudus Minta Manajemen Bertanggung Jawab: Itu Aset Pemerintah

Baca juga: Kondisi Kudus Citywalk Memprihatinkan: Lampu Menjuntai, Banyak Coretan, dan Tegel Lantai Lepas

Baca juga: Kudus Masih Berstatus Level 3 PPKM, Bupati Hartopo Beri Sinyal Pasar Dandangan Ramadan Libur Lagi

Dua jeriken yang diapit di antara setang dan jok motornya itu tak berhasil terisi minyak goreng curah bahkan setetes pun.

Semua toko kelontong, besar maupun kecil, yang biasa menjual minyak goreng curah, yang dia datanginya, mengaku tak memiliki minyak curah.

"Beberapa hari ini langka. Tidak kebagian," ujar Antok dengan nada kesal, saat ditemui di Jalan Nuri Kelurahan Wergu Kulon, Kudus.

Antok memang sangat butuh minyak goreng curah untuk keperluan usaha kerupuk.

Sedangkan saat ini, stok minyak goreng di rumah sudah habis.

Antok tidak tahu harus berbuat apa. Dia terpaksa harus libur menggoreng kerupuk karena minyak goreng curah tidak kunjung tersedia di pasaran.

Di tengah rasa putus asa itu, Antok mengaku, sebenarnya, dia rela membeli minyak goreng curah meski harganya Rp 18 ribu per kilogramnya.

Dengan harga segitu, dia masih mendapat untung dari usaha kecil yang dijalankan, tanpa menaikkan harga kerupuk.

"Tapi, kalau gak ada (minyak goreng curah), itu yang bikin pusing. Di rumah habis. Toko-toko, keliling satu kota, tidak ada. Usaha (kerupuk) ini libur, tidak goreng," ujar Antok.

Sebelum-sebelumnya, Antok bisa pakai minyak goreng curah atau kemasan untuk usaha kerupuknya.

Pasalnya, sebelum terjadi kelangkaan, selisiih harga kedua jenis minyak goreng tersebut tidak terpaut jauh.

Sementara, saat ini, minyak goreng kemasan di Kudus, rata-rata di angka Rp 25 ribu per liter.

Antok tidak bisa berbuat banyak selain berharap kepada pemerintah supaya segera menyelesaikan masalah minyak goreng.

Baca juga: Bagai Cerita Dongeng, Dua Dukuh di Sayung Demak Ini Hilang Diterjang Rob

Baca juga: Ditangani Tim Dokter Berbagai Bidang, Begini Kondisi Terkini Bocah Korban Penganiayaan Ibu di Brebes

Baca juga: Gabah Petani Kebumen Terendam Banjir, Bupati Arif Janji Serap Lewat Penggilangan Padi Kutowinangun

Baca juga: Pebulu Tangkis Gregoria Mariska Terpaksa Mundur dari Swiss Open 2022, Terkonfirmasi Positif Covid

Sementara, dari pantauan di toko kelontong yang biasa menjual minyak goreng curah di Gang IV, Jalan Nuri Kudus, minyak goreng curah tidak tersedia.

Di situ sudah menumpuk antrean jeriken dari sejumlah calon pembeli minyak goreng curah.

Kondisi serupa juga terjadi di beberapa toko kelontong besar di sekitar wilayah tersebut.

Pemilik toko kelontong, Beny, mengatakan, tokonya belum mendapat kiriman minyak goreng curah dari distributor di Semarang, setelah pemerintah mencabut HET minyak goreng kemasan.

Bahkan, terhitung sejak sepekan yang lalu, kiriman belum ada.

Biasanya, kata Beny, dalam sepekan, tokonya mendapat dua kali kiriman minyak goreng curah.

Sekali pengiriman, distributor menggunakan truk tangki kapasitas 5 ribu liter.

"Ini belum tahu kapan mau dikirim lagi," kata dia.

Berhubung banyak warga yang datang ingin membeli minyak goreng curah di tokonya, Beny sampai menulis di kertas terkait kondisi minyak goreng.

Tulisan berbunyi 'minyak curah kosong' itu ditempel di toko agar calon pembeli tak kecele. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved