Tercemar Limbah, Air Sumur Warga Simbangkulon Pekalongan Berwarna Merah Kehitaman

"Kalau masalah gatal, habis mandi menggunakan air keruh ya memang terasa gatal, tapi bagaimana lagi karena adanya air seperti itu," tandasnya.

Baca juga: Kapolres Banjarnegara Jemput Nuzailla, Bocah 17 Bulan Penderita Tumor Mata Sebesar Bola Tenis

Ia sudah melaporkan ke staf kelurahan terkait, dampak sumur yang kena dampak pembangunan proyek tersebut.

Hal yang sama juga dirasakan Saifuddin (47) warga RT 015 RW 005, Simbangkulon, Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan.

Ia harus mengungsi mandi di rumah mertua atau kerabatnya semenjak airnya sumurnya berubah menjadi warna hitam.

"Saya 3 bulan merasakan hal yang serupa.

Minum dan masak kami pakai air galon, kalau mandi saya dan istri mengungsi di mertua atau kerabat," kata Saifuddin.

Baca juga: Jelang Kontra PSM Makassar, Pemain Penting Lini Tengah PSIS Semarang Finky Pasamba Bisa Main?

Menurutnya, proyek pembangunan saluran air di Simbang Kulon, proyek yang tak kunjung rampung membuat saluran-saluran air tak lancar.

"Perubahan yang paling besar yaitu air.

Air sumur yang merupakan sumber kehidupan, kondisinya kini menghitam.

Jadi, untuk mandi dan mencuci tidak bisa," ucapnya.

Menurutnya, sumur milik warga itu tercemar sejak ada proyek saluran air. Sebelum ada proyek, tidak pernah terjadi.

"Dulunya, walaupun ada produksi batik, airnya lancar tidak masalah.

Sejak salurannya mampet, airnya tergenang, akhirnya masuk ke sumur-sumur warga yang di sebelah selokan itu," ujarnya.

Baca juga: Waykambang Edupark, Tempat Wisata Baru di Batang, Ada Spot Selfie dan Wahana Permainan Anak 

Terpisah, Sekda Kabupaten Pekalongan Yulian Akbar mengatakan, proyek saluran air itu adalah program Kotaku dari pemerintah pusat.

Sehingga persoalan yang muncul adalah tanggung jawab bersama pemerintah pusat dan daerah yang harus dipecahkan.