Berita Purbalingga Hari Ini
Buku Potret Diri Diluncurkan, Antologi Puisi Kedua Karya Perempuan Penulis Purbalingga
Buku Potret Diri merupakan kumpulan puisi dari 45 perempuan penulis Purbalingga dan ini merupakan buku yang kedua.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA - Para penulis yang tergabung dalam komunitas 'Perempuan Penulis Purbalingga' kembali meluncurkan buku antalogi puisi berjudul Potret Diri, Minggu (26/12/2021).
Buku ini merupakan kumpulan puisi dari 45 perempuan penulis Purbalingga dan ini merupakan buku yang kedua.
Ketua panitia peluncuran buku, Windu Setiyaningsih mengatakan, penulisan buku berawal dari uneg-uneg penulis perempuan pada 2020.
Baca juga: Tidak Ada Penyekatan Arus Selama Libur Nataru di Purbalingga! Lebih Fokus di Tempat Wisata
Baca juga: Catatan Jelang Akhir Tahun Pemkab Purbalingga: 49 Desa Masuk Zona Merah, Miskin Ekstrem Ada 25 Desa
Baca juga: Ribuan Botol Miras Dimusnahkan, Kapolres Purbalingga: Barang Bukti Hasil Operasi Jelang Nataru
Baca juga: Lazismu Jadikan Desa Tamansari Sebagai Kampung Zakat Percontohan di Purbalingga, Karena Alasan Ini
Kemudian terkumpul antologi puisi dari 21 perempuan yang pernah lahir dan tinggal di Kabupaten Purbalingga.
Peluncuran buku pertama dilakukan di Green Sabin berjudul Ibu-ibu yang diambil dari satu judul puisi di buku tersebut.
"Alhamdulillah tahun kedua ini jumlah penulis bertambah dua kali lipat yakni ada 45 penulis perempuan."
"Dan kami optimistis setiap tahun akan terus melaunching buku antalogi puisi," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Minggu (26/12/2021).
Menulis puisi menurut Windu, ibarat mengasah mata hatinya yang mengangkat hal-hal yang luput dari pandangan orang lain.
Puisi juga merupakan seni yang melatih kepekaan mata batinnya yang berdampak positif, khususnya bagi para guru guna membentuk karakter anak didiknya.
"Aktivis menulis dilakukan agar perempuan menuangkan ide aktualisasi hak yang pada intinya kesetaraan gender di segala bidang melalui tulisan."
"Kami adalah penghuni kamar bersalin yang menciptakan peradaban."
"Para perempuan diharapkan terus berkarya melalui sentuhan pena."
"Ke depan bukan hanya puisi, namun bisa berbentuk cerpen atau geguritan," katanya.
Sedangkan Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Kabupaten Purbalingga, R Imam Wahyudi mengatakan, karya sastra bisa mengubah peradaban dunia.