Berita Ekonomi Bisnis
Cerita Turno Sukses Pasarkan Kopi Kaliasa Banjarnegara - Lewat Online Bisa Jangkau Lebih Luas
Banyak pemuda desa yang mulai menggeluti bisnis kopi, baik sebagai petani, penjual hingga barista di kafe-kafe yang menjamur di daerah.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA - Awal-awal pandemi Covid-19 menjadi ujian berat bagi para pelaku UMKM, tak kecuali mereka yang tergabung dalam Koperasi Sikopel Mitreka Satata Desa Babadan, Kecamatan Pagentan, Kabupaten Banjarnegara.
Turno, Ketua Koperasi Sikopel Mitreka Satata merasakan betul kesulitan itu.
Permintaan kopi arabika sempat turun drastis karena banyak kafe langganannya tutup.
Baca juga: IDI Banjarnegara Sarankan Pemerintah Siapkan Pos Infeksi, Antisipasi Gelombang Tiga Covid-19
Baca juga: Delapan Orang Terluka Tertimpa Longsor Susulan di Desa Biting Banjarnegara, Mereka Lagi Kerja Bakti
Baca juga: Karena Kondisi Ini, Wiwi Sebut Ratusan Rumah Terancam Longsor di Desa Mlaya Banjarnegara
Baca juga: Haris Ditemukan Dua Kilometer dari Lokasi Awal Berenang, Insiden Maut Sungai Bermali Banjarnegara
Jika pun buka, mereka mengurangi pesanan ke koperasi karena kafe sepi pembeli.
Koperasinya yang biasa menjual biji kopi mentah (green bean) arabika menurun produksinya.
"Dua bulan pandemi terasa banget pengaruhnya."
"Karena pelanggan kami saat itu banyak pemilik kafe," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Senin (25/10/2021).
Tapi kondisi itu tak membuat ia dan anggota koperasi lain patah arang.
Ia yakin peminat kopi di masyarakat masih besar.
Pihaknya harus berinovasi sehingga produk kopi petani di lereng pegunungan Dieng ini tetap terserap pasar.
Kafe boleh saja tutup atau sepi pelanggan, tapi para maniak kopi tak akan hilang meski pandemi mengancam.
Mereka adalah pasar yang bisa diincar.
Hanya konsumen rumahan seperti itu biasanya butuh kopi instan, atau dalam kemasan dan tinggal seduh.
Bukan green bean yang masih memerlukan proses pengolahan lanjut.