Berita Klaten
Rumah Sakit Penuh, Ibu Positif Covid di Klaten Melahirkan di Halaman Rumah Bidan
Ibu hamil berinisial MR, asal Desa Basin, Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten, terpaksa melahirkan di halaman rumah bidan, Senin (12/7/2021).
TRIBUNBANYUMAS.COM, KLATEN - Seorang ibu hamil berinisial MR, asal Desa Basin, Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten, terpaksa melahirkan di halaman rumah bidan, Senin (12/7/2021) pagi.
Peristiwa ini terjadi karena MR yang seharusnya menjalani perawatan di rumah sakit, tak bisa melahirkan di tempat tersebut lantaran penuh.
Bidan Desa Basin, Semi Ota Priyani, mengatakan, MR telah memiliki surat rujukan melahirkan di rumah sakit.
Selain memiliki komorbid diabetes melitus dan hipertensi, dia juga terkonfirmasi positif Covid-19.
Sebenarnya, hari perkiraan lahir (HPL) MR adalah 24 Juli 2021.
Namun, MR merasakan akan melahirkan lebih cepat. Hingga akhirnya, dia pergi ke rumah bidan.
Baca juga: Kuburan Pasien Covid di Klaten Dibongkar. Peti Ternyata Kosong, Jenazah Tertinggal di Rumah Sakit
Baca juga: Kisah Pedagang Mainan Tradisional Asal Klaten, 30 Tahun Cari Rezeki di Semarang: Ngeri Negeri Ini
Baca juga: Pemerintah Imbau Warga Tak Mudik Iduladha karena Covid, Menag: Kami Minta Masyarakat Bersabar
Baca juga: Mas Wali Kota Solo Positif Covid: Tidak Ada Gejala Apapun. Anak dan Istri Negatif
Bidan Ota kemudian berusaha menghubungi rumah sakit. Tapi, seluruh rumah sakit tak menerima karena penuh.
Ota juga menghubungi lurah setempat untuk meminta ambulans. Namun ambulans juga tak kunjung datang.
Saat menunggu ambulans datang, ternyata MR lahir di halaman rumah sang bidan.
"Rumah sakit ternyata penuh. Terus menghubungi Pak Lurah minta ambulans, tidak datang-datang. Akhirnya, sambil menunggu ada ambulans, ibu itu lahiran di tempat saya, tidak bisa dirujuk," kata Ota dikutip dari Kompas.com, Jumat (16/7/2021).
Ota mengatakan, jika MR melahirkan secara normal. MR dan bayinya dalam kondisi sehat.
Saat ini, mereka menjalani isolasi mandiri di tempat isolasi desa.
Hal tersebut dilakukan karena rumah MR tak memenuhi syarat sebagai tempat isolasi.
"Saya minta isolasi di balai desa karena rumahnya tidak kondusif untuk isoman," kata dia.