Berita Jawa Tengah

Masih Polemik, Pengambilan Batu Nisan di Makam Stanagede Wonosobo, Ini Komentar Kadus Mojotengah

Di makam Raden Maospati, batu nisan yang diambil Disparbud Wonosobo berbentuk lingga atau patung yang menjadi objek pemujaan umat Hindu zaman dulu. 

Penulis: khoirul muzaki | Editor: deni setiawan
TRIBUN BANYUMAS/KHOIRUL MUZAKKI
Peziarah di Makam Stanagede, Desa Mojosari, Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo, Jumat (19/3/2021). 

"Sejak orangtua saya lahir, itu (makam) sudah ada," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (19/3/2021).

Tetapi warga tidak mengetahui riwayat dan sejarah tokoh-tokoh tersebut hingga akhirnya dimakamkan di tempat itu.  

Terkait batu nisan mirip batuan candi itu pun, warga tak mengetahui muasalnya. 

Meski dari cerita tutur, kata dia, ada yang menyebut pernah ada candi di komplek makam itu.

Namanya Candi Kawitan.

Tetapi informasi lebih detail mengenai candi itu tidak ada yang tahu. 

Termasuk kemungkinan material candi itu yang kemudian dijadikan batu nisan makam. 

"Katanya dahulu di situ ada candi."

"Ya di makam situ, bukan lokasi lain," katanya.

Sobarudin mengatakan, pemindahan batu nisan dari makam itu tidak akan mengurangi kehormatan mereka yang dimakamkan di tempat itu. 

Dia pun meyakinkan, kewibawaan dan keharuman nama seorang yang meninggal bukan diukur dari batu nisan makamnya, namun dari tingkah laku dan kehidupannya di dunia. 

Dia justru berpendapat, jika batu nisan itu menjadi bukti sejarah yang penting, sudah sepantasnya dipelihara dari ancaman kerusakan. 

"Kalau hilang dicuri, akan kehilangan bukti sejarah."

"Nanti lama-lama jadi mitos, hanya dongengan karena tidak ada buktinya," katanya.

Pihaknya pun tidak sembarangan untuk memindahkan batu nisan di Makam Stanagede.

Halaman
123
Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved