Kudeta Myanmar

Kondisi Myanmar Memanas, 38 Demonstran Tewas dalam Sehari saat Aksi Protes Kudeta Militer

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan, ada 38 warga yang tewas dalam aksi memprotes kudeta militer, Rabu (3/3/2021).

Editor: rika irawati
Kompas.com/AP Photo
Gambar yang diambil dari cuplikan video memperlihatkan massa menuju Yangon, Myanmar, pada Sabtu (6/2/2021) untuk menentang kudeta. Pada Minggu (7/2/2021), di Myanmar pecah demo terbesar sejak 2007. 

"Saya mendengar begitu banyak tembakan terus menerus. Saya berbaring di tanah, mereka banyak menembak," kata pengunjuk rasa Kaung Pyae Sone Tun, 23 tahun, kepada Reuters.

Baca juga: Penyemprotan Disinfektan Digelar Lagi di Pemalang, 14 Mobil Polisi Dikerahkan Jangkau Pelosok Desa

Baca juga: Sah, PSIS Semarang Resmi Berkandang di Stadion Jatidiri Semarang

Baca juga: Siang Ini, Pendaftaran Program Kartu Prakerja Gelombang 13 Dibuka. Ini Syarat dan Langkah-langkahnya

Baca juga: 5 Berita Populer: Lansia Jadi Prioritas Vaksinasi Kebumen-Citilink Diminta Buka Rute Blora-Jakarta

Di Washington, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan, Amerika Serikat "terkejut" dengan meningkatnya kekerasan.

Pemerintahan Presiden Joe Biden sedang mengevaluasi langkah-langkah yang "tepat" untuk menanggapi dan tindakan apa pun akan ditargetkan pada militer Myanmar, tambahnya.

Menurut Price, Amerika Serikat telah menyampaikan kepada China bahwa mereka sedang membujuk Beijing untuk memainkan peran konstruktif di Myanmar.

Uni Eropa mengatakan, penembakan terhadap warga sipil tak bersenjata dan pekerja medis, jelas melanggar hukum internasional.

Ia juga mengatakan, militer meningkatkan penindasan terhadap media, dengan semakin banyak jurnalis yang ditangkap dan didakwa.

Monywa Gazette melaporkan, di pusat kota Monywa, enam orang tewas.

Yang lain tewas di kota terbesar kedua Mandalay, kota utara Hpakant, dan pusat kota Myingyan.

Save the Children mengatakan dalam sebuah pernyataan, empat anak termasuk di antara korban yang tewas.

Satu di antaranya, termasuk seorang bocah lelaki berusia 14 tahun yang dilaporkan Radio Free Asia ditembak mati oleh seorang tentara dalam konvoi truk militer yang lewat.

Baca juga: Harga Emas Antam di Butik Emas Logam Mulia Pagi Ini, 4 Maret 2021 Rp 923.000 Per Gram

Baca juga: Catatan Sejarah Banjir Bandang di Kota Semarang: Terparah Tahun 1990, Ketinggian Air Hampir 10 Meter

Baca juga: Bocah Asal Badarkaya Banjarnegara Hilang Terbawa Arus Sungai saat Mandi, 3 Regu SAR Dikerahkan

Tentara memasukkan tubuhnya ke truk dan meninggalkan tempat kejadian, menurut laporan itu.

Kantor berita Myanmar Now melaporkan, pasukan keamanan membubarkan aksi protes di Yangon dan menahan sekitar 300 pengunjuk rasa.

Video yang diposting di media sosial menunjukkan barisan pria muda, tangan di atas kepala, masuk ke truk tentara saat polisi dan tentara berjaga. Reuters tidak dapat memverifikasi rekaman tersebut.

Gambar seorang wanita berusia 19 tahun, satu dari dua orang yang ditembak mati di Mandalay, menunjukkan dia mengenakan kaus bertuliskan "Semuanya akan baik-baik saja".

Sebuah video yang disiarkan Radio Free Asia yang didanai AS menunjukkan, polisi di Yangon memerintahkan tiga petugas medis keluar dari ambulans, menembak kaca depan, dan kemudian menendang dan memukuli para pekerja dengan puntung senjata dan pentungan.

Reuters tidak dapat memverifikasi video tersebut secara independen.

Aktivis demokrasi Esther Ze Naw mengatakan kepada Reuters bahwa pengorbanan mereka yang meninggal tidak akan sia-sia.

"Kami akan mengatasi ini dan menang," katanya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Mengerikan! Hampir 40 orang tewas dalam aksi protes Myanmar.

Sumber: Kontan
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved