Berita Video
Video Kisah Penambang Pasir Tunggu Rezeki Setelah Banjir
Meluapnya Sungai Klawing, menurut Arif, juga menyebabkan sekira 4 perahu warga untuk menambang pasir di Desa Jetis ikut hanyut.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: Abduh Imanulhaq
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA - Berikut ini Video kisah penambang pasir tunggu rezeki setelah banjir
Banjir di sejumlah desa di Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga, Kamis (3/12/2020), bukan hanya membuat mobilitas warga terganggu, namun juga perekonomiannya.
Sebagian warga harus libur bekerja karena akses jalan tak bisa dilalui.
Termasuk bagi penambang pasir seperti Arif, warga Desa Jetis, Kecamatan Kemangkon ini.
Meluapnya Sungai Klawing memaksanya untuk libur menambang.
Dalam kondisi air sungai meluap, tidak mungkin ia memaksakan diri turun ke sungai.
Selain meluap hingga membanjiri daratan, arus sungai lebih kencang.
Padahal untuk memunguti pasir, ia harus menyelam ke dasar sungai untuk mengaitkan jangkar yang terhubung ke perahu.
Dalam kondisi banjir, kata dia, kedalaman air bisa mencapai sekira 15 meter.
"Kalau kondisi normal, menyelam paling 3 meter untuk mengaitkan jangkar."
"Kalau banjir begini bisa 15 meter dalamnya, jadi libur," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (4/12/2020).
Arif dan penambang lain harus menunggu sungai surut agar bisa kembali bekerja.
Sekira 2 atau 3 hari ke depan jika cuaca normal.
Karena tidak bekerja, ia otomatis kehilangan potensi penghasilan.
Sementara di rumah, ia juga dipusingkan dengan sisa banjir yang harus dibersihkan.
Meluapnya Sungai Klawing, menurut Arif, juga menyebabkan sekira 4 perahu warga untuk menambang pasir di Desa Jetis ikut hanyut.
Arif, penambang pasir dari Desa Jetis, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga, Jumat (4/12/2020). (TRIBUN BANYUMAS/KHOIRUL MUZAKKI)
Perahu itu hanyut lantaran tali untuk tambatan terputus atau lepas akibat hantaman arus.
Banjir di satu sisi memang menjadi musibah bagi warga terdampak.
Tetapi di lain sisi, bencana itu ternyata membawa berkah tersendiri bagi penambang pasir sepertinya.
Meski harus libur beberapa hari karena sungai meluap, senyum penambang akan mengembang saat banjir surut nanti.
Banjir ternyata membawa sedimen atau pasir hingga melimpah di sungai.
Pasokan pasir di sungai yang menyusut karena terus ditambang, kembali berlimpah karena mendapat kiriman dari hulu.
"Kalau hujan kan tebing di hulu tergerus, pasirnya lari ke sungai terbawa banjir," katanya.
Kondisi ini tentu menguntungkan bagi penambang.
Arif mengatakan, setelah banjir, ia bisa mendapatkan lebih banyak pasir dari biasanya.
Biasanya, dalam sehari ia rata-rata bisa menambang 2 rit pasir.
Tetapi setelah banjir, penambang bisa mendapatkan sekira 6 rit dalam sehari.
Karena material melimpah, penambang bisa mendapatkan menambang lebih banyak sehingga penghasilan bertambah.
"Setelah banjir surut, pasir banyak sampai beberapa hari," katanya. (Khoirul Muzakki)
TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE :