Berita Jawa Tengah
Pertumbuhan Ekonomi Jateng Minus 5,94 Persen, Ini Strategi Gubernur Ganjar Pranowo
Pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah pada April-Juni 2020 minus 5,94 persen, lebih buruk dibandingkan nasional yang tercatat 5,32 persen.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah pada kuartal II atau April-Juni 2020 minus 5,94 persen, lebih buruk dibandingkan nasional yang tercatat 5,32 persen.
Pertumbuhan ekonomi minus ini merupakan dampak pandemi Covid-19.
Level tersebut dinilai jauh lebih buruk dibandingkan kuartal II/2019.
Pada periode tersebut, pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5,52 persen.
• Ini Cara Dapatkan Uang Pecahan Rp 75 Ribu di Tegal, Pantura Barat Jateng Kejatah 1,3 Juta Lembar
• Gubernur Ganjar Ancam Tutup Sekolah, Jika Ada Pembelajaran Tatap Muka Tanpa Izin di Jateng
• Sempat Molor 8 Tahun, Jateng Valley Mulai Dibangun, Ganjar: Wisata Berorientasi Aspek Lingkungan
• Ini Modus Baru Distribusikan Narkoba Selama Masa Pandemi di Jateng
Sedangkan pada kuartal I/2020 pertumbuhan ekonomi tercatat masih positif meski hanya 2,5 persen.
Pertumbuhan ekonomi minus ini tidak hanya dialami Jawa Tengah.
Hampir seluruh daerah di Pulau Jawa pertumbuhan ekonominya mengalami minus.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menuturkan, banyak strategi dan langkah yang disiapkan pihaknya.
Tentu tidak hanya dari pemerintah provinsi, namun secara komprehensif di semua lini.
"Ada banyak strategi."
"Insentif ekonomi di pemerintah pusat ada pajak, ada restrukturisasi utang."
"Lalu, kemudahan- kemudahan untuk badan usaha yang diberikan," jelasnya kepada Tribunbanyumas.com, Senin (17/8/2020).
Perusahaan- perusahaan level menengah hingga besar yang akan memulai usaha, kata dia, tentunya akan mendapatkan insentif tersebut.
Begitu juga perusahaan- perusahaan yang sudah eksis atau berjalan ada kemudahan yang diberikan pemerintah melalui perbankan.
Sementara, untuk pelaku usaha mikro kecil menengah atau UMKM, ada akses modal yang diberikan dari perbankan.
"Pemerintah Pusat memberikan subsidi bunga hingga puluhan triliun Rupiah."
"Jika bisa mengakses melalui KUR, maka KUR ini akan menjadi bridging akses permodalan untuk UMKM," katanya.
Tinggal kemudian, UMKM tersebut didampingi.
Tidak hanya dari pemerintah, namun juga bisa mendapatkan pendampingan dari perguruan tinggi, LSM, pendamping usaha, dan sebagainya.
Yang terpenting saat ini, lanjutnya, pendampingan harus diberikan agar UMKM bisa berjualan secara online.
Mereka membutuhkan wadah atau marketplace yang bisa mendongkrak penjualannya.
Setiap Minggu, Ganjar mempersilakan UMKM untuk promo gratis melalui akun Instagram pribadinya.
Menurutnya, platform ini bisa digunakan sebagai wadah secara online.
Agar pertumbuhan ekonomi Jateng kembali stabil, upaya lain yang dilakukan yakni menggejot sektor pertanian, perikanan, kelautan, dan kehutanan.
Sektor- sektor tersebut bisa dikatakan mengalami tren positif selama pandemi.
Data BPS menyebut ada lima sektor usaha di Jawa Tengah yang mengalami pertumbuhan selama kuartal II/2020.
Kelima sektor itu yakni informasi dan komunikasi yang tumbuh 18,79 persen, jasa kesehatan dan kegiatan sosial 7,12 persen.
Pertanian, kehutanan, dan perikanan 2,15 persen, dan pengadaan air, pengelolaan sampah dan limbah mencapai 1,34 persen. (Mamduh Adi)
• 16 Klaster Masih Aktif Tularkan Virus Corona di Kota Semarang
• Sembilan Tenaga Medis Terpapar Virus Corona di Kendal, Satu Antaranya Adalah Dokter Puskesmas
• Kangen Sekolah dan Pakai Seragam, Siswa SD di Ungaran Semarang Ikuti Upacara HUT RI dari Rumah
• Rutan Purbalingga Pamerkan Hasil Kerajinan Warga Binaan, Bupati Tiwi Janjikan Ini