Berita Banjarnegara
Jauh-jauh dari Surabaya, Arif Gagal Lihat Embun Es Dieng
Suhu udara yang mencapai sembilan derajat celcius tak cukup membuat embun di Dieng membeku menjadi embun es.
Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA - Pemerintah Kabupaten Banjarnegara resmi membuka obyek wisata Dieng, termasuk Candi Arjuna dan Kawah Sikidang untuk wisatawan umum sejak Sabtu (1/8/2020) kemarin.
Pembukaan objek wisata itu pun disambut gembira wisatawan dari berbagai daerah yang datang ke dataran tinggi yang mendapat julukan Negeri atas Awan tersebut.
Namun, yang membuat mereka lebih penasaran adalah kehadiran mbun upas atau embun es yang akhir-akhir ini menyelimuti rerumputan di pelataran kawasan Candi Arjuna.
Sayang, pagi itu, fenomena alam yang mereka tunggu-tunggu tak muncul. Suhu udara yang mencapai sembilan derajat celcius tak cukup membuat embun di wilayah tersebut membeku menjadi embun es.
Embun-embun yang terlihat menempel pada rumput dan pepohonan di sana hanya mengkristal namun tak sampai membeku.
Meskipun demikian, para pengunjung tetap menikmati suasana dalam udara dingin tersebut.
Seorang wisatawan asal Surabaya, Arif Mahari, mengaku sengaja datang ke Dieng untuk melihat mbun upas.
"Saya bersama keluarga, datang jauh-jauh dari Surabaya ke sini sejak semalam (Jumat malam). Tapi, hari ini, karena informasinya angin cukup kencang dan saya cek suhu udara 9 derajat celcius maka tidak terlihat embun es-nya," kata Arif sedikit kecewa.

Karena masih penasaran, Arif yang datang bersama istri dan kedua buah hatinya memutuskan menginap satu malam lagi.
"Untuk menjawab (rasa penasaran) itu mungkin kami akan bermalam lagi," ujarnya.
Arif mengatakan, tujuan utama mereka sekeluarga berkunjung ke Dieng memang ingin melihat embun es.
"Ini merupakan kali pertama kami ke sini," ujarnya.
Embun es biasa muncul di pagi hari, sekitar pukul 04.00-05.30 WIB, saat suhu udara berada di bawah nol derajat celcius. Biasanya, mbun upas ini memasuki puncaknya antara Juli-Agustus. (rez)