BNPB Sebut 40 Orang Masih Hilang Akibat Banjir Bandang Luwu Utara
BNPB mengungkapkan, hingga Minggu (19/7/2020) pukul 08.00 WITA, tercatat ada 40 orang masih hilang di bajir bandang Luwu Utara.
TRIBUNBANYUMAS.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan data terbaru jumlah korban banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Hingga Minggu (19/7/2020) pukul 08.00 WITA, tercatat 40 orang masih hilang.
"Kami menerima data, ada 36 jiwa meninggal dunia; 12 dari Kecamatan Masamba dan 24 dari Kecamatan Baubenta, 40 orang hilang, dan 58 luka-luka," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati dalam konferensi pers di Graha BNPB, Minggu (19/7/2020).
Sementara itu, Radit mengatakan, terdapat 14.483 jiwa atau 3.627 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak dan mengungsi di 76 titik lokasi pengungsian.
Radit menyebut, 76 titik pengungsi tersebar di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Sabbang, Kecamatan Baebunta, dan Kecamatan Masamba.
Radit juga mengatakan, terdapat kerugian infrastruktur, di antaranya pasar, bendungan, dan lahan pertanian.
"Saat ini, kami sudah mendapatkan data bahwa kelompok rentan telah teridentifikasi, ini memudahkan bagi tim yang melakukan bantuan dalam hal logistik hingga terlaksana dengan baik," katanya.
Kelompok rentan tersebut terdiri dari 2.530 lansia, 870 balita di antaranya terdapat 124 bayi, serta 137 ibu hamil.
• Kemensos Terjunkan Layanan Dukungan Psiokososial (LDP) Untuk Korban Banjir di Luwu Utara
Radit menambahkan, Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo, dalam kunjungan dua hari lalu ke lokasi, menyebut, ada tiga hal yang cukup penting untuk diperhatikan mengapa kejadian banjir bandang Luwu Utara ini terjadi.
"Pertama, adalah curah hujan yang cukup tinggi, kedua peralihan fungsi lahan, ketiga memang ada sejarah dalam patahan yang mengakibatkan kondisi formasi di kawasan hulu lemah sehingga menyebabkan dan memudahkan dalam longsor," imbuhnya.
Sejumlah upaya penanganan, dikatakan Radit, sudah dilakukan. Tim gabungan pun telah dibentuk dengan melibatkan semua unsur.
"Bupati Luwu Utara telah menetapkan tanggap daruat selama 30 hari mulai 14 Juli. Kemudian, BNPB BPD Provinsi Sulawesi Selatan berada di lokasi melakukan pendampingan dan melaksanakan tanggap darurat," ujarnya. (*)