Berita Tegal
Menengok Kisah Toko Sepeda Tertua di Kota Tegal, Sudah Empat Generasi Sejak 1920
Istri dari generasi ketiga Sunjoyo, Titi (60) mengatakan, toko sepedanya tidak hanya menjual sepeda bermerek kekinian, juga ada yang jadul.
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: deni setiawan
"Sepeda jadul-jadul kalau ada yang tanya kami layani."
"Seperti merek Kuwahara, Fujiwara, Benny, jengki atau onthel."
"Kebanyakan yang mencari sepeda-jadul' title=' sepeda jadul'> sepeda jadul itu dari luar kota," jelasnya.
Sejarawan Pantura, Wijanarto berkata, toko sepeda tertua di Kota Tegal ada dua.
Yaitu Toko Sepada Norton dan Toko Sepeda Johan.
Ia mengatakan, saat masyarakat mengenang toko sepeda, dua toko itu yang akan diingat.
Namun menurutnya, hal menarik yang melatarbelakangi trennya sepeda saat ini adalah dorongan dari gaya hidup.
"Kalau dilihat ini lahir dari kelompok kelas menengah."
"Kedua ini dari lahirnya kelompok komunitas."
"Mereka yang mencintai sepeda, bukan sekadar untuk olahraga tetapi juga untuk mengembalikan memorabilia masa lalu," katanya.
Wijan menjelaskan, pada 1950 sepeda sudah digunakan sebagai kendaraan masyarakat dalam beraktivitas sehari- hari.
Menurutnya, mobilitas itu sudah senyampang dengan lahirnya daerah- daerah yang kemudian menghubungkan pusat- pusat penjualan.
Ia mengatakan, hal itu juga bersamaan ketika masyarakat lebih memilih menggunakan sepeda tinimbang gerobak.
Berbeda dengan saat ini setelah munculnya sepeda Brompton.