Berita Banjarnegara
Pernah Bertapa hingga Dapat Keris, Pemuda Bertato Banjarnegara Taubat Usai Kerisnya Diinjak Kiai
La hawla wala quwwata illa billah. Kalimat itu meneguhkan kepasrahan umat Islam bahwa tiada daya atau kekuatan kecuali atas pertolongan Allah
Penulis: khoirul muzaki | Editor: Rival Almanaf
Syukur hasilnya bisa dia jadikan untuk modal usaha di tengah kesulitan ekonominya.
Ia pun membawa pulang keris itu dan berharap bisa menjualnya dengan harga tinggi.
Tony seketika teringat KH Khayatul Makky atau akrab disapa Gus Khayat, pengasuh Ponpes Tanbihul Ghofilin, Bawang Banjanegara yang setahunya menyukai barang antik.
"Saya teringat Gus Hayat suka barang-barang antik, akhirnya saya bawa keris itu kesana,"katanya.
Tony mulanya percaya diri menawarkan keris itu ke Gus Khayat.
Ia meminta kiai itu untuk mengecek kerisnya yang diyakini antik dan sakti.
Tak dinyana, respon santri dekat almarhum KH Maimun Zubair itu lain.
Khayat justru menertawakan cerita pemuda itu tentang kerisnya.
Ia justru balik diceramahi habis-habisan oleh sang kiai.
"Barang kayak gini gak usah percaya. Kamu masih muda, lebih baik bekerja meniti karir, jualan apa gitu," katanya menirukan perkataan Gus Khayat
Untuk membuktikannya, Gus Khayat pun menantang pemuda itu untuk mengeluarkan kerisnya.
Kiai itu tanpa ragu menginjak-injak keris yang konon sakti tersebut.
Nyatanya, meski diinjak-injak, benda itu tak menunjukkan reaksi apapun yang membuktikan ada kekuatan di baliknya.
Khayat pun menantang jika ada makhluk yang mendiami keris itu agar keluar untuk berhadapan dengannya.
"Sakti apa, mana setannya, suruh maju sama saya,"kata Tony menirukan perkataan Gus Khayat.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banyumas/foto/bank/originals/tony-bersama-kh-khayatul-makky-gus-khayat-dan-kh-ahmad-muwafiq-gus-muwafiq.jpg)