Berita Regional

Saat Bupati Bogor Ade Yasin Gerah Wilayahnya Kerap Dituding Jadi Penyebab Banjir Ibu Kota

Saat Bupati Bogor Ade Yasin Gerah Wilayahnya Kerap Dituding Jadi Penyebab Banjir Ibu Kota

Instagram/ademunawarohyasin
Bupati Bogor, Ade Yasin. 

Salah satunya Bupati Ade Yasin. Penyebab banjir Selain itu, Ade memaparkan sejumlah penyebab terjadinya banjir.

Pertama, kata dia, banjir air itu lebih disebabkan kurangnya perawatan situ-situ yang ada di Bogor ini.

"Sebagian besar situ-situ yang ada di Bogor itu, sebagai hulunya sungai banyak yang dangkal."

"Seperti situ di sini adalah hulu atau titik nolnya Sungai Ciapus yang mengalir ke Cisadane, kalau airnya mampet, situnya meluap kemudian drainase buruk akhirnya banjir."

Nyalon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Riza Patria Mengundurkan Diri Sebagai Anggota DPR RI

"Jadi seharusnya kita ini harus mau merawatnya tak hanya di hilir saja, tapi dari hulu ke hilir," katanya.

Kemudian, lanjut dia, yaitu banjir manusia. Alasannya, karena di Bogor ini sebagai daerah penyangga ibu kota kerap dijadikan sebagai daerah "pelarian" bagi warga Jakarta yang pemukimannya digusur.

"Sehingga jumlah penduduk Kabupaten Bogor terus bertambah. Karena ketika ada penggusuran di Jakarta, satu lokasi permukiman digusur dijadikan taman, kemudian orang Jakarta itu pindahnya ke Bogor. Ini tak bisa dipungkiri, masa kita melarang," ujarnya.

Sebab, kata dia, Pemkab Bogor tak bisa melarang warga Jakarta tinggal atau membeli tanah dan rumah di Bogor.

"Makanya saya bilang tolong dong kalau kita diminta menangani banjir, di hulu (Bogor) juga dipikirin," ujarnya.

Kabur Saat Karantina di Asrama Haji Batam, Dinkes Kepri Masih Lacak Keberadaan Dua Driver Ojol

Tak sampai di situ, ia juga menyinggung masalah sampah. Menurutnya, dengan jumlah penduduk Kabupaten Bogor hampir 6 juta jiwa, maka volume sampah juga meningkat dan sulit dikendalikan.

"Bayangkan jika satu orang menghasilkan sampah satu ons dikalikan jumlah penduduk Kabupaten Bogor yang berjumlah hampir 6 juta jiwa."

"Berapa ribu ton sehari coba? Perlu diketahui saat ini sampah di Kabupaten Bogor tiap harinya menghasilkan 2.800 ton."

"Bayangkan juga kalau 6 juta penduduk membeli dan membuang sampah permen satu buah. Sehingga membutuhkan berapa truk untuk mengangkutnya," ujarnya.

Maka dari itu, kata dia, darurat sampah ini penting dan harus menjadi perhatian bersama dalam mengendalikannya. Tak hanya itu, pihaknya juga membutuhkan penanganan yang integral.

"Ini harus terintegrasi, tak bisa diselesaikan sendiri-sendiri. Makanya ketika hari ini bebersih setu, mengangkut sampah, kemudian sampahnya dikemanakan?"

Kisah T, Mahasiswi PTN yang Dilecehkan Dosen di Toilet Kampus Ditarik Paksa Sebelum Ujian Tiba

Dark Mode WhatsApp Sudah Bisa Digunakan, Berikut Panduan Cara Mengaktifkannya

Garda Revolusi Iran Sebut Cirus Corona Senjata Biologis Amerika Serikat

Ajak Warga Manfaatkan Fasilitas Pergub Pembebasan Pajak, UPPD Cilacap: Wani Numpaki Wani Majeki

"Kalau ditumpuk kemudian terjadi hujan sampah terbawa air ke sungai, akan banjir lagi. Kalau seperti itu hanya memindahkan sampah, ini harus ada solusi," tegasnya.

Maka dari itu, ia menyampaikan jika memang Bogor diminta menangani banjir, hulu juga diperhatikan dengan serius.

Sebab, banyak persoalan yang dihadapi di hulu juga terkait penanganan banjir di hilir ini.

Sumber: Kompas.com
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved