Berita Internasional

109 Tentara AS Cedera Otak Akibat Serangan Rudal Iran, Donald Trump Menyebutnya Sakit Kepala Ringan

109 Tentara AS Cedera Otak Akibat Serangan Rudal Iran, Donald Trump Menyebutnya Sakit Kepala Ringan

Editor: muslimah
AFP/SEPAH NEWS
Foto yang dirilis pada 10 Juli 2008 oleh situs berita Garda Revolusi Iran, Sepah News, memperlihatkan tiga rudal meluncur di udara dari lokasi yang dirahasiakan pada 9 Juli 2008. 

TRIBUNBANYUMAS.COM - 109 Tentara AS Cedera Otak Akibat Serangan Rudal Iran, Donald Trump Menyebutnya Sakit Kepala Ringan

Sebanyak 109 orang tentara AS dilaporkan mengalami cedera otak ringan buntut serangan rudal Iran yang terjadi pada 8 Januari lalu.

Berdasarkan jumlah yang disampaikan Pentagon, terdapat kenaikan signifikan sejak laporan terakhir yang menyatakan ada 64 prajurit terluka.

"Hingga saat ini, 109 tentara AS didiagnosa cedera otak traumatis ringan, (mTBI), kenaikan 45 orang dari laporan terdahulu," ujar Pentagon Senin (10/1/2020).

Dilansir AFP, sebanyak 76 di antaranya sudah kembali bertugas, dengan sisanya masih menjalani evaluasi dari perawatan dari tim medis.

Sebelumnya, Presiden Donald Trump mengklaim tidak ada pasukannya yang terluka dalam serangan rudal Iran di pangkalan AS Irak.

Teheran menembakkan rudal balistik sebagai balasan setelah pada 3 Januari, jenderal top mereka Qasem Soleimani, tewas dibunuh AS.

Soleimani tewas di Bandara Baghdad bersama dengan wakil pemimpin jaringan milisi Hashed al-Shaabi, Abu Mahdi al-Muhandis.

Komandan Pasukan Quds, cabang elite dalam Garda Revolusi Iran itu dibunuh buntut demonstrasi yang menyasar Kedutaan Besar AS di Baghdad oleh simpatisan Hashed.

Presiden ke-45 AS itu disebut sudah menyetujui rencana pembunuhan itu sejak tujuh bulan lalu, dengan menyebut Qasem Soleimani memberikan ancaman bagi warga dan kepentingannya di Timur Tengah.

Trump diyakini berusaha menurunkan tensi ketegangan dengan tidak menyebutkan jumlah korban luka, karena ketegangan yang bisa pecah menjadi perang kapan saja.

Presiden 73 tahun itu sempat berusaha menepikan laporan cedera otak tersebut, dengan menyebut pasukannya mengalami "gejala sakit kepala".

"Saya mendengar mereka semacam terkena sakit kepala, semacam itulah. Namun yang bisa saya pastikan, tidak ada yang serius," tegasnya.

Dilansir BBC, buntut banyaknya laporan korban yang disampaikan Pentagon, politisi asal Republik Joni Ernst meminta pemerintah memberikan tanggapan.

"Saya meminta kepada Pentagon untuk memastikan keselamatan dari setiap tentara AS yang terkena ledakan di Irak," ujarnya di Twitter.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved